KSM Inklusi Beumakmu, Wadah Kesejahteraan Masyarakat Rumpet
Oleh Ayu 'Ulya
Apa hal yang paling disesali Musa as. saat menghadap Khaidir as.? Tentu saja ketidaksabaran Musa dalam belajar dan keraguannya pada arahan yang Khaidir berikan. Padahal Allah sendiri telah berpesan bahwa sesungguhnya Khaidir adalah hamba-Nya yang kealimannya melampaui Musa. Namun, apa hendak dikata, ada kalanya keterbatasan ilmu dan ketidaksabaran manusia dalam menempuh proses belajar membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk berkembang. Padahal dibutuhkan kesabaran dan kerendahan hati dalam menempuh sebuah pembimbingan. Pada akhirnya, Musa menyadari betapa bermakna pendampingan yang Khaidir berikan, walau hanya sesaat. Demikian pula Masyarakat Rumpet yang pada kemudian hari mulai memahami bahwa pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Beumakmu, hasil binaan Forum Bangun Aceh (FBA), menjadi salah satu wadah yang mampu menyejahterakan mereka.
Rabu pagi, 4 November 2020. Jalanan Simpang 7 Ulee Kareng hiruk pikuk aktivitas manusia. Aroma kopi, terik mentari, hingga asap kendaraan berpadu menjadi satu. ‘Teeettt… teeett…’ seketika bunyi klakson motor Mukhsir Ridha, Community Organizer (CO) FBA, membuyarkan lamunan. Saya yang sejak beberapa menit lalu menunggu di bawah billboard raksasa di salah satu sudut persimpang jalan bergegas membuntuti motor sang CO. Bersama kami menuju salah satu rumah pengurus KSM Beumakmu.
Setiba di sana, kami disambut hangat Fajri, yang populer di lingkup tempat tinggalnya dipanggil dengan sebutan Mak Jihan. Dia adalah Bendahara KSM Beumakmu di Desa Rumpet. KSM Beumakmu terbentuk sejak 2017. KSM, yang mengalami lika- liku perjuangan dalam proses pembentukannya ini, kini beranggotakan 16 orang. Empat di antaranya adalah disabilitas atau memiliki anggota keluarga disabilitas. Menginklusikan disabilitas merupakan bagian dari semangat Program Aceh Community Based Inclusive Development (ACBID) yang dicanangkan FBA.
“Proses pembentukan KSM di sini sangat panjang. Sempat ada penolakan dari masyarakat. Jadi kita sampai beberapa kali sosialisasi ulang di Meunasah. Alhamdulillah, setelah tiga kali sosialisasi, terbentuklah KSM. Saat itu langsung diketuai oleh disabilitas.” Papar Mukhsir, mengenang proses pembetukan KSM Beumakmu sejak awal pendampingan.
Seiring bergulir waktu, KSM ini sempat terombang ambing. Pernah beberapa kali mengalami perombakan kepengurusan. Ada beberapa anggota yang memilih keluar. Akan tetapi pada akhirnya banyak juga anggota baru yang ikut bergabung.
Menurut informasi, percekcokan itu terjadi karena miskomunikasi. Sebahagian disabilitas tidak memahami bahwa inklusi bermakna penaungan bagi keberagaman kondisi manusia. Baik itu perempuan, laki- laki, kaya, miskin, berpendidikan, tidak berpendidikan, non-disabilitas, dan juga disabilitas. Dengan kata lain, KSM Beumakmu didirikan bukan hanya untuk mendukung disabilitas namun juga keberagaman kondisi manusia lainnya. Lalu, semua anggota KSM yang beragam itu bergabung, saling mendukung, dan bekerja sama. Itulah makna KSM Inklusi yang sesungguhnya.
“Manfaatnya banyak. Selama kamoe peugot KSM nyoe. Kamoe peugot pertemuan tip buleun.” Jelas Fajri tentang manfaat KSM yang telah dirasakan anggotanya.
Perputaran dana simpan-pinjam KSM dari hari ke hari semakin membaik. Jika di awal pembentukan anggota hanya boleh meminjam 100- 200 ribu. Kini, mereka bisa meminjam hingga 1-2 juta rupiah. Hal tersebut tentunya tidak akan terjadi tanpa dukungan masyarakat lintas lini. Salah satunya Perangkat Gampong Rumpet.
“Saat KSM terbentuk, Keuchik juga bergabung sebagai anggota. Keuchik Abdullah Assamad berpesan, ‘Atueh nama hal get dan na manfaat ke masyarakat lon, ka pelaku ju.’ Kek gitu.” Papar Mukhsir mengenang dukungan Kepala Desa Rumpet terdahulu.
Kemudian, sumber pendanaan KSM Beumakmu berasal dari anggotanya. Ada simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Simpanan pokok merupakan dana simpanan awal yang diberikan anggota ketika bergabung. Sejenis dana pendaftaran. Namun uangnya tidak hangus. Bahkan uang tersebut dapat ditarik kembali ketika nanti memutuskan keluar dari keanggotaan. Selanjutnya, simpanan wajib. Simpanan jenis ini biasanya jumlah pendanaannya disepakati bersama seluruh anggota dan disetor setiap bulan. Adapun simpanan sukarela adalah dana yang dapat disetor kapanpun, dalam jumlah berapa pun, dan dapat diambil kapan saja bila diperlukan.
KSM Desa Rumpet awalnya menyepakati setoran dana wajib sebesar Rp.5000 per anggota setiap bulannya. Namun, lama kelamaan, kini anggota KSM Beumakmu menyepakati untuk menyetor dana wajib Rp.15.000 perbulan. Inisiatif tersebut timbul pasca anggota merasakan manfaat dari perputaran penggunaan dana di KSM.
“Kenapa 15.000 ini sangat berharga? Komunitas ini banyak orang-orang enggak mampu. Sebulannya 15.000 itu sebenarnya sangat berat bagi mereka.” Jelas CO Desa Rumpet.
Pernyataan tersebut disetujui pula oleh Fajri. Menurutnya, penyetoran dana di KSM sama seperti menabung hasil sisa uang belanja sehari-hari. Walau hanya Rp. 500 hingga Rp. 1.000 saja. Andai pun dana yang terkumpul lebih besar dari jumlah setoran wajib, maka biasanya para anggota akan menyetorkan dana tersebut sebagai simpanan sukarela.
KSM Beumakmu terbentuk berbasis kepercayaan (trust). Jadi setiap bulan, para anggota akan berkumpul dan melakukan audit keuangan KSM bersama-sama. Tentu transparansi dan komunikasi menjadi modal utama agar KSM ini terus berdikari.
“Menyangkut keuangan, itu hal sensitif. Maka, uangnya dijaga bersama karena milik bersama. Aturannya pun dibuat bersama. Tergantung kebutuhan mereka. Jika ada musibah atau butuh pinjaman modal, lebih baik ke KSM. Dari pada ngutang ke tetangga.” Ujar Mukhsir.
Sejalan dengan penuturan CO FBA untuk Desa Rumpet tersebut, Bendahara KSM Beumakmu juga menyebutkan bahwa keberadaan KSM bukan semata membantu anggota ketika ada musibah atau modal usaha saja, namun lebih dari itu. Menurutnya, kehadiran KSM berkontribusi besar dalam memerdekakan masyarakat, terutama kelas ekonomi bawah, dari riba dan jerat utang-piutang para rentenir gampong.
“Wate sebelum KSM terbentuk, meuah cakap, wate nyan na ditameng Bank 46. Cok peut, bayeu nam. Cok 1 juta, bayeu 1 juta 200 ribe. That jai bunga. Na denda jih lom. Padahai nyoe tacok nyoe (KSM) walau sedikit, berkat. Aman lom. Hana denda.” Tutur Fajri merasa miris akan kondisi warga gampongnya.
Namun amat disayangkan, walaupun sejatinya KSM Beumakmu memberi segudang manfaat bagi masyarakat Rumpet, akan tetapi masih ada segelintir orang yang antipasti akan bakti para pengurus KSM. Padahal selama mengurusi KSM, mereka tidak digaji. Semua itu dilakukan secara sukarela, demi memajukan Gampong Rumpet.
“Perasaan jadi bendahara, senang-senang, susah. Kiban ta peugah tema. Emang enggak digaji kami. Seribu peser pun enggak. Cuma kebersamaan. Ada silaturrahmi di situ. Cuma kek gini dek hai, membangun gampong. Jangan misalnya gampong ‘gitu-gitu aja.’ Kita lihat keluar, ‘Oh, gampong orang sukses kok.’ KSMnya ada beberapa. Gampong kita, lage nyan laju- laju. Kalo kita enggak mau, ya, siapa lagi?” Tutur Mak Jihan penuh empati.
Seperti kata pepatah, ‘Hasil tidak mengkhianati usaha.’, program pendampingan ACBID ini walau prosesnya sempat terombang-ambing, tapi kini membuahkan hasil. Setelah memberi beragam pelatihan kepada para pengurus KSM dan juga pengembangan usaha bagi para anggota, faktanya sudah banyak warga Rumpet yang kini mandiri. Ada yang sudah membuka jasa perbaikan gawai, memproduksi kue basah dan kering, bahkan mengkreditkan baju lebaran.
“Dari KSM ini rame yang putar jadi modal usaha. Misalnya, Hapsah buka usaha jajanan; kripik, tahu isi. Terus Ayu Harni, produksi kue basah; donat, tahu isi, risol, ditempatkan di warung-warung. Alhamdulillah udah banyak. Ada Nur Azizah yang ambil modal pas hampir lebaran, dia jualan angsuran baju. Ada juga Murni, ibu rumah tangga dengan anak disabilitas, mencari pemasukan tambahan dengan berjualan kue dari modal dana KSM juga.” Fajri memaparkan pencapaian anggota KSM Beumakmu dengan suka cita.
Terkait cara bergabung sebagai anggota KSM Beumakmu, Mukhsir dan Fajri memaparkan detail prosesnya. “Proses penerimaan anggota itu memang kita buka keran lebar-lebar. Silakan siapa saja yang mau bergabung. Namun, filternya tetap ada. Yang mengetahui pribadi masing-masing kan orang yang dekat dengan mereka. Anggota baru harus mendapatkan rekomendasi dari anggota lama. Baru boleh bergabung. Memang kita filter. Jangan sampek kita menerima orang yang masuk ke KSM, pinjam, setelah itu enggak bayar.” Papar Mukhsir, CO FBA untuk Desa Rumpet, mengantisipasi perkembangan KSM Beumakmu.
Fajri juga menambahkan bahwa sejatinya dia senang jika banyak masyarakat Rumpet yang mau bergabung ke dalam KSM Beumakmu. Terutama masyarakat disabilitas.
“Yang penting jujur. Orangnya amanah. Disabilitas tentu lebih diutamakan. Kita coba rangkul disabilitas supaya mereka tidak merasa tersisihkan. Dengan adanya wadah ini, kita berkumpul kan, saling berbagi, bercerita, bisa mendapatkan solusi dari permasalahan mereka semua, gitu. Bergosip yang sifatnya positif.” Imbuh Mak Jihan alias Fajri menutup sesi diskusi.[]
Rabu pagi, 4 November 2020. Jalanan Simpang 7 Ulee Kareng hiruk pikuk aktivitas manusia. Aroma kopi, terik mentari, hingga asap kendaraan berpadu menjadi satu. ‘Teeettt… teeett…’ seketika bunyi klakson motor Mukhsir Ridha, Community Organizer (CO) FBA, membuyarkan lamunan. Saya yang sejak beberapa menit lalu menunggu di bawah billboard raksasa di salah satu sudut persimpang jalan bergegas membuntuti motor sang CO. Bersama kami menuju salah satu rumah pengurus KSM Beumakmu.
Setiba di sana, kami disambut hangat Fajri, yang populer di lingkup tempat tinggalnya dipanggil dengan sebutan Mak Jihan. Dia adalah Bendahara KSM Beumakmu di Desa Rumpet. KSM Beumakmu terbentuk sejak 2017. KSM, yang mengalami lika- liku perjuangan dalam proses pembentukannya ini, kini beranggotakan 16 orang. Empat di antaranya adalah disabilitas atau memiliki anggota keluarga disabilitas. Menginklusikan disabilitas merupakan bagian dari semangat Program Aceh Community Based Inclusive Development (ACBID) yang dicanangkan FBA.
“Proses pembentukan KSM di sini sangat panjang. Sempat ada penolakan dari masyarakat. Jadi kita sampai beberapa kali sosialisasi ulang di Meunasah. Alhamdulillah, setelah tiga kali sosialisasi, terbentuklah KSM. Saat itu langsung diketuai oleh disabilitas.” Papar Mukhsir, mengenang proses pembetukan KSM Beumakmu sejak awal pendampingan.
Seiring bergulir waktu, KSM ini sempat terombang ambing. Pernah beberapa kali mengalami perombakan kepengurusan. Ada beberapa anggota yang memilih keluar. Akan tetapi pada akhirnya banyak juga anggota baru yang ikut bergabung.
Menurut informasi, percekcokan itu terjadi karena miskomunikasi. Sebahagian disabilitas tidak memahami bahwa inklusi bermakna penaungan bagi keberagaman kondisi manusia. Baik itu perempuan, laki- laki, kaya, miskin, berpendidikan, tidak berpendidikan, non-disabilitas, dan juga disabilitas. Dengan kata lain, KSM Beumakmu didirikan bukan hanya untuk mendukung disabilitas namun juga keberagaman kondisi manusia lainnya. Lalu, semua anggota KSM yang beragam itu bergabung, saling mendukung, dan bekerja sama. Itulah makna KSM Inklusi yang sesungguhnya.
“Manfaatnya banyak. Selama kamoe peugot KSM nyoe. Kamoe peugot pertemuan tip buleun.” Jelas Fajri tentang manfaat KSM yang telah dirasakan anggotanya.
Perputaran dana simpan-pinjam KSM dari hari ke hari semakin membaik. Jika di awal pembentukan anggota hanya boleh meminjam 100- 200 ribu. Kini, mereka bisa meminjam hingga 1-2 juta rupiah. Hal tersebut tentunya tidak akan terjadi tanpa dukungan masyarakat lintas lini. Salah satunya Perangkat Gampong Rumpet.
“Saat KSM terbentuk, Keuchik juga bergabung sebagai anggota. Keuchik Abdullah Assamad berpesan, ‘Atueh nama hal get dan na manfaat ke masyarakat lon, ka pelaku ju.’ Kek gitu.” Papar Mukhsir mengenang dukungan Kepala Desa Rumpet terdahulu.
Kemudian, sumber pendanaan KSM Beumakmu berasal dari anggotanya. Ada simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Simpanan pokok merupakan dana simpanan awal yang diberikan anggota ketika bergabung. Sejenis dana pendaftaran. Namun uangnya tidak hangus. Bahkan uang tersebut dapat ditarik kembali ketika nanti memutuskan keluar dari keanggotaan. Selanjutnya, simpanan wajib. Simpanan jenis ini biasanya jumlah pendanaannya disepakati bersama seluruh anggota dan disetor setiap bulan. Adapun simpanan sukarela adalah dana yang dapat disetor kapanpun, dalam jumlah berapa pun, dan dapat diambil kapan saja bila diperlukan.
KSM Desa Rumpet awalnya menyepakati setoran dana wajib sebesar Rp.5000 per anggota setiap bulannya. Namun, lama kelamaan, kini anggota KSM Beumakmu menyepakati untuk menyetor dana wajib Rp.15.000 perbulan. Inisiatif tersebut timbul pasca anggota merasakan manfaat dari perputaran penggunaan dana di KSM.
“Kenapa 15.000 ini sangat berharga? Komunitas ini banyak orang-orang enggak mampu. Sebulannya 15.000 itu sebenarnya sangat berat bagi mereka.” Jelas CO Desa Rumpet.
Pernyataan tersebut disetujui pula oleh Fajri. Menurutnya, penyetoran dana di KSM sama seperti menabung hasil sisa uang belanja sehari-hari. Walau hanya Rp. 500 hingga Rp. 1.000 saja. Andai pun dana yang terkumpul lebih besar dari jumlah setoran wajib, maka biasanya para anggota akan menyetorkan dana tersebut sebagai simpanan sukarela.
KSM Beumakmu terbentuk berbasis kepercayaan (trust). Jadi setiap bulan, para anggota akan berkumpul dan melakukan audit keuangan KSM bersama-sama. Tentu transparansi dan komunikasi menjadi modal utama agar KSM ini terus berdikari.
“Menyangkut keuangan, itu hal sensitif. Maka, uangnya dijaga bersama karena milik bersama. Aturannya pun dibuat bersama. Tergantung kebutuhan mereka. Jika ada musibah atau butuh pinjaman modal, lebih baik ke KSM. Dari pada ngutang ke tetangga.” Ujar Mukhsir.
Sejalan dengan penuturan CO FBA untuk Desa Rumpet tersebut, Bendahara KSM Beumakmu juga menyebutkan bahwa keberadaan KSM bukan semata membantu anggota ketika ada musibah atau modal usaha saja, namun lebih dari itu. Menurutnya, kehadiran KSM berkontribusi besar dalam memerdekakan masyarakat, terutama kelas ekonomi bawah, dari riba dan jerat utang-piutang para rentenir gampong.
“Wate sebelum KSM terbentuk, meuah cakap, wate nyan na ditameng Bank 46. Cok peut, bayeu nam. Cok 1 juta, bayeu 1 juta 200 ribe. That jai bunga. Na denda jih lom. Padahai nyoe tacok nyoe (KSM) walau sedikit, berkat. Aman lom. Hana denda.” Tutur Fajri merasa miris akan kondisi warga gampongnya.
Namun amat disayangkan, walaupun sejatinya KSM Beumakmu memberi segudang manfaat bagi masyarakat Rumpet, akan tetapi masih ada segelintir orang yang antipasti akan bakti para pengurus KSM. Padahal selama mengurusi KSM, mereka tidak digaji. Semua itu dilakukan secara sukarela, demi memajukan Gampong Rumpet.
“Perasaan jadi bendahara, senang-senang, susah. Kiban ta peugah tema. Emang enggak digaji kami. Seribu peser pun enggak. Cuma kebersamaan. Ada silaturrahmi di situ. Cuma kek gini dek hai, membangun gampong. Jangan misalnya gampong ‘gitu-gitu aja.’ Kita lihat keluar, ‘Oh, gampong orang sukses kok.’ KSMnya ada beberapa. Gampong kita, lage nyan laju- laju. Kalo kita enggak mau, ya, siapa lagi?” Tutur Mak Jihan penuh empati.
Seperti kata pepatah, ‘Hasil tidak mengkhianati usaha.’, program pendampingan ACBID ini walau prosesnya sempat terombang-ambing, tapi kini membuahkan hasil. Setelah memberi beragam pelatihan kepada para pengurus KSM dan juga pengembangan usaha bagi para anggota, faktanya sudah banyak warga Rumpet yang kini mandiri. Ada yang sudah membuka jasa perbaikan gawai, memproduksi kue basah dan kering, bahkan mengkreditkan baju lebaran.
“Dari KSM ini rame yang putar jadi modal usaha. Misalnya, Hapsah buka usaha jajanan; kripik, tahu isi. Terus Ayu Harni, produksi kue basah; donat, tahu isi, risol, ditempatkan di warung-warung. Alhamdulillah udah banyak. Ada Nur Azizah yang ambil modal pas hampir lebaran, dia jualan angsuran baju. Ada juga Murni, ibu rumah tangga dengan anak disabilitas, mencari pemasukan tambahan dengan berjualan kue dari modal dana KSM juga.” Fajri memaparkan pencapaian anggota KSM Beumakmu dengan suka cita.
Terkait cara bergabung sebagai anggota KSM Beumakmu, Mukhsir dan Fajri memaparkan detail prosesnya. “Proses penerimaan anggota itu memang kita buka keran lebar-lebar. Silakan siapa saja yang mau bergabung. Namun, filternya tetap ada. Yang mengetahui pribadi masing-masing kan orang yang dekat dengan mereka. Anggota baru harus mendapatkan rekomendasi dari anggota lama. Baru boleh bergabung. Memang kita filter. Jangan sampek kita menerima orang yang masuk ke KSM, pinjam, setelah itu enggak bayar.” Papar Mukhsir, CO FBA untuk Desa Rumpet, mengantisipasi perkembangan KSM Beumakmu.
Fajri juga menambahkan bahwa sejatinya dia senang jika banyak masyarakat Rumpet yang mau bergabung ke dalam KSM Beumakmu. Terutama masyarakat disabilitas.
“Yang penting jujur. Orangnya amanah. Disabilitas tentu lebih diutamakan. Kita coba rangkul disabilitas supaya mereka tidak merasa tersisihkan. Dengan adanya wadah ini, kita berkumpul kan, saling berbagi, bercerita, bisa mendapatkan solusi dari permasalahan mereka semua, gitu. Bergosip yang sifatnya positif.” Imbuh Mak Jihan alias Fajri menutup sesi diskusi.[]