Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ)
DSSJ adalah desa siaga yang mengambil peran dalam proses rehabilitasi orang dengan dengan disabilitas psikososial (disabilitas mental), dan dalam ruang lingkup program kesehatan jiwa.
DSSJ menjadi strategis karena selama bertahun-tahun, penanganan kesehatan jiwa lebih fokus di rumah sakit jiwa dan rumah sakit umum daerah. Sedangkan jumlah orang dengan gangnguan jiwa semakin lama semakin bertambah, begitu juga dengan jumlah kekambuhan yang justru ikut meningkat juga. Oleh karena itu, rehabilitasi dalam konteks kesehatan jiwa dapat dijuga ditangani di level masyarakat, dengan peranserta keluarga, pemerintah desa, masyarakat, and elemen masyarakat sipil lain dan lintas sektor. Terutama keluarga dan apartur desa, mereka harus lebih merasa memiliki terhadap masalah jiwa ini.
Namun, peran yang diambil DSSJ bisa hanya pada level merujuk dan melaporkan kasus-kasus kekambuhan kepada lembaga pemberi layanan medis seperti puskemas, dan adanya kader jiwa terlatih atau tidak terlatih kesehatan jiwa. Peran lain termasuk adanya alokasi dana desa untuk proses rehabilitasi secara kesehatan kesehatan, sosial dan mata pencaharian. Di sisi lain desa juga memberikan tunjangan insentif bulanan, yang bersumber dari dana desa, kepada para kader jiwa.
Dalam konteks Aceh, awalnya DSSJ diprakarsai Dinas Kesehatan, termasuk proses pembentukan, dan peningkatan kapasitas. Namun sejak tahun 2018, juga masih dukung oleh dinas kesehatan dan puskemas, FBA membentuk lagi bererapa DSSJ dan wilayah kerja FBA di Aceh, sekaligus mengadvokasi DSSJ baru dan lama untuk merealisasikan konsep dan praktek DSSJ yang sebenarnya, dengan peranserta masyarakat desa.
Hasilnya, banyak DSSJ sekarang lebih berperan dalam proses rehabilitasi sosial dan mata pencharian. Sejumlah DSSJ Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya dan Aceh Utara telah mengalokasikan dana desa untuk kegiatan produktif orang dengan disabilitas psikosial yang telah mandiri, seperti beternak, menanam, mengayam, dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan rutin di desa. Banyak DSSJ juga telah mengalokasi dana desa untuk insentif bulanan kader jiwa di desa mereka. Disamping itu, keluarga dan masyarakat desa lebih berperan dalam mendukung kemandiran secara medis, sosial dan mata pencaharian orang dengan disabilitas psikososial.
Baca juga: Desa Inklusif