Forum Bangun Aceh (FBA)
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah
    • Visi dan Misi
    • Dewan Pembina
    • Dewan Pengawas
    • Dewan Eksekutif
    • Mitra
  • Layanan
    • Pendidikan
    • TK and PAUD Nizamiya
    • Pemberdayaan Ekonomi
    • Disabilitas
    • Proyek ACBID
  • publikasi
    • Galeri
    • Cerita Perubahan
    • Buku dan Cerita Perubahan
  • Hubungi Kami
  • Beranda
  • Tentang
    • Sejarah
    • Visi dan Misi
    • Dewan Pembina
    • Dewan Pengawas
    • Dewan Eksekutif
    • Mitra
  • Layanan
    • Pendidikan
    • TK and PAUD Nizamiya
    • Pemberdayaan Ekonomi
    • Disabilitas
    • Proyek ACBID
  • publikasi
    • Galeri
    • Cerita Perubahan
    • Buku dan Cerita Perubahan
  • Hubungi Kami

Keterbukaan dan Keikhlasan, Kunci Sukses Masyarakat Desa Bunien
Oleh Ayu 'Ulya

Di antara banyaknya tumbuhan di dunia ini, bambu merupakan tanaman yang memiliki sistem pertumbuhan yang sangat unik. Dalam lima tahun pertama kehidupannya, batang bambu bertumbuh begitu perlahan. Padahal jika kita menyelisik lebih dalam, ternyata bambu mengalami pertumbuhan dahsyat di bagian akar. Pohon bambu tumbuh dengan mempersiapkan fondasi yang sangat kuat. Sehingga, ia mampu menopang puluhan meter ketinggian tubuhnya yang kelak bertumbuh di kemudian hari.

Filosofi pertumbuhan bambu tersebut mungkin dapat disandingkan dengan perkembangan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Gampong Bak Dilip. Perlahan tapi pasti, KSM tersebut mulai bergerak mempersiapkan diri untuk menjadi kelompok masyarakat berbadan hukum. Satu langkah lagi, KSM Berkat Bersama Jaya akan bertransformasi menjadi Koperasi.

Gampong Bak Dilip merupakan salah satu bagian dari luasnya Kecamatan Montasik. Untuk tiba di desa ini, kita harus menempuh jalanan aspal yang cukup panjang, jika bergerak dari Simpang Anuek Galong di mana Monumen Pesawat Tempur Maimun Saleh bertengger. Kemudian, kita akan memasuki sebuah lorong dengan ratusan meter jalan berkelok plus hamparan sawah di kanan-kiri. Menariknya, untuk tiba di desa tersebut, ternyata kita juga bisa
menggunakan jalur jalan Blang Bintang. Info itu diutarakan oleh Islamiyah, ketua KSM Berkat Bersama Jaya, saat kunjungan saya ke Desa Bak Dilip pada Rabu siang, 4 November 2020.

KSM Berkat Bersama Jaya terbentuk sejak November 2017 melalui pendampingan Program Aceh Community Based Inclusive Development (ACBID). Saat ini KSM tersebut beranggotakan 28 orang. Salah satu anggotanya merupakan seorang down syndrome, disabilitas intelektual. Dalam proses pembentukan dan perekrutan anggota, menurut Islamiyah, mereka tidak memiliki kendala berarti. Hal tersebut dikarenakan masyarakat punya kepercayaan yang tinggi terhadap para pengurus KSM. Selain itu, pendampingan yang baik oleh Community Organizer (CO), Afwan Abdullah, dari Forum Bangun Aceh (FBA) ikut menjadi faktor pendorong pertumbuhan KSM Berkat Bersama Jaya.
 
“Kalau pembinaan di FBA ini lebih kontinu ya. Masyarakat itu lebih diyakinkan oleh fasilitatornya. Lebih berusaha memberikan bimbingan- bimbingan.” Papar Islamiyah.

Menurut pantauannya, kata kunci seperti Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan Simpanan Sukarela yang digunakan dalam program ACBID ini punya daya tarik tersendiri bagi masyarakat di desanya. Dana yang disimpan sesuai pos-posnya tersebut membuat masyarakat suka. Di samping itu, transparansi dan komunikasi menjadi kunci utama bagi KSM tersebut untuk terus bertahan dan berkembang hingga saat ini.

Hingga kini, KSM Berkat Bersama Jaya sudah memiliki kas lebih dari 20 juta rupiah. Anggota KSM bersepakat untuk tidak membuka wadah simpan-pinjam dana bagi para anggota. Sebab dikhawatirkan kelak akan terjadi kemacetan proses pengembalian dana. Oleh karenanya, dana yang terkumpul melalui KSM Berkat Bersama Jaya hanya digunakan untuk permodalan usaha bersama.

Salah satu usaha KSM Berkat Bersama Jaya yang telah sukses dijalankan adalah jual-beli pupuk. Untuk setiap sak pupuk yang dijual ke anggota, KSM mengambil keuntungan sesuai kesepakatan bersama para anggotanya. Dengan demikian, KSM memperoleh keuntungan melalui Sisa Hasil Usaha (SHU) penjualan pupuk tersebut. Kelak hasil keuntungan akan dibagi rata bagi seluruh anggota KSM. Tentu sistem bagi hasil seperti itu sejalan dengan prinsip syariah yang jauh dari potensi riba.

“Kami sudah beberapa kali pasok pupuk. Alhamdulillah memang untungnya ada. Memulai sebuah usaha itu memang ada kendalanya. Namun, kami tetap semangat untuk berusaha agar KSM ini tetap ada.” Komentar Islamiyah dengan penuh tekad.

Sang ketua KSM juga menambahkan bahwa usaha KSM yang baru seumur jagung itu menghasilkan keuntungan yang masih tergolong kecil. Sehingga, anggota KSM bersepakat untuk menangguhkan pembagian hasil keuntungan kepada anggota. Hingga kini, hasil keuntungan usaha tersebut masih disimpan di dalam kas KSM Berkat Bersama Jaya.

Selain itu, kendala lain yang dirasakan pengurus KSM Berkat Bersama Jaya adalah belum stabilnya sistem auditing keuangan. Walau sudah berusaha teliti dalam memasukkan data, bahkan menggunakan Microsoft Excel, tetapi tetap saja masih ada segelintir dana yang tidak sesuai pembukaan. Namun dikarenakan kekompakan dan rasa saling mendukung antara pengurus dan anggota, kendala tersebut tak lantas menyurutkan langkah mereka untuk terus memajukan KSM.

Afwan, CO Program ACBID Desa Bak Dilip, memaparkan bahwa pembentukan dan perkembangan sebuah KSM sangat dipengaruhi strategi yang digunakan dan sistem kepengurusan yang dijalankan. Adakalanya mengajak orang yang tepat dalam pembentukan KSM sama sulitnya seperti mencari jarum di dalam tepung. Oleh karenanya, Afwan berpesan, penting bagi kita untuk membarengi setiap pekerjaan dengan doa.

Kemudian, Afwan menambahkan, pembimbingan yang tepat dan pelatihan yang sesuai bagi para pengurus dan anggota KSM merupakan hal yang penting. Namun, dukungan Perangkat Gampong Bak Dilip juga menjadi faktor utama lainnya demi terbukanya peluang pembinaan KSM Berkat Bersama Jaya melalui Program ACBID.

“KSM kan butuh fondasi yang kuat. Makna fondasi itu pengurus. Pengurus yang punya kemampuan leadership, pengalaman, dan bisa mengayomi masyarakat. Butuh ketokohan yang punya vision, tujuan, untuk membangun desanya.” Papar Afwan.

Menurut pantauanya, perkembangan KSM Berkat Bersama Jaya ini semakin hari kian membaik. KSM ini tidak hanya siap secara kepengurusan dan keanggotaan, tapi juga secara finansial. Sehingga, layak bagi KSM Berkat Bersama Jaya untuk melangkah ke jenjang selanjutnya, untuk menjadi Koperasi Gampong berbadan hukum.

Sejalan dengan itu, Islamiyah menjelaskan bahwa sebenarnya sejak 2018 KSM Berkat Bersama Jaya telah menggagas untuk mendirikan sebuah usaha yang dapat memakmurkan masyarakat gampong. Salah satu ide yang ingin mereka wujudkan adalah mendirikan Pangkalan Gas LPG 3 Kg. Dikarenakan ketidaktersediaan pangkalan gas subsidi di gampongnya, masyarakat terpaksa membeli gas non-subsidi yang harganya dua kali lipat. Hal itu menurutnya, tentu lebih mahal dan membebani masyarakat.

Terkait usulan pengembangan KSM ke ranah Koperasi Gampong berbadan hukum, Islamiyah menyebutkan bahwa penting bagi pengurus dan anggota untuk mendapatkan bimbingan serta pelatihan lebih lanjut. Selain itu, dibutuhkan juga koneksi demi memajukan usaha Koperasi.

 “Koperasinya yang penting Syariah. Harapan kami, kami punyalah usaha yang bisa dikembangkan. Jadi, nanti ada kesan yang tersisa dari KSM ini. Bisalah dikenal, ‘Oh, ini pangkalan dari program FBA.’ Gitu.” Jelas sang ketua KSM Berkat Bersama Jaya bersemangat.
​
Afwan turut menginformasikan bahwa sejatinya KSM Berkat Bersama Jaya sudah terpilih sebagai salah satu calon Koperasi yang akan mendapatkan pembinana untuk tahapan selanjutnya. Hal tersebut sudah didiskusikan dalam rapat kepengurusan FBA. Ia menambahkan bahwa kemandirian KSM menuju Koperasi Gampong kelak akan menjadi sebuah kelegaan baginya sebagai pembina Program ACBID. Bagi Afwan, walaupun kelak program tersebut berakhir, ia akan tetap bersedia datang jikalau masyarakat Gampong Bak Dilip membutuhkan pendampingannya kembali. Sebab, baginya bekerja di ranah sosial bukanlah semata persoalan gaji. Namun karena komitmen jiwanya demi membantu menyejahterakan masyarakat.[]

Picture
​Copyright@ 2022, Forum Bangun Aceh (FBA), All Rights Reserved

tENTANG fba 

Forum Bangun Aceh (FBA) adalah organisasi non-pemerintah, non-partisan, berbadan hukum Yayasan. FBA didirikan sebagai organisasi lokal untuk respons bencana tsunami 2004. FBA kemudian bertransformasi menjadi organisasi pembangunan, dengan fokus utama di bidang pemberdayaan masyarakat dan pendidikan.

Kantor FBA

Jl. Tgk. Abdurrahman Mns. Meucap, No 50,
Desa Emperom, Kec. Jaya Baru,
Kota Banda Aceh 23237
Tel: 0651 - 45204
Email: info@fba.co.id